Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
Bilangan desimal yang dinyatakan sebagai bilangan biner akan berbentuk sebagai berikut:
Desimal Biner (8 bit)
0 0000 0000
1 0000 0001
2 0000 0010
3 0000 0011
4 0000 0100
5 0000 0101
6 0000 0110
7 0000 0111
8 0000 1000
9 0000 1001
10 0000 1010
11 0000 1011
12 0000 1100
13 0000 1101
14 0000 1110
15 0000 1111
16 0001 0000
20=1
21=2
22=4
23=8
24=16
25=32
26=64
dst
contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner
desimal = 10.
berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut
10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).
dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010
dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010
atau dengan cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010
Senin, 02 Maret 2009
bola majalengka
Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) tertarik menggunakan bola produksi Majalengka pada Piala Dunia 2010. Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Bantuan Administrasi Internasional (Head of Division for Foreign International Cooperation Administration Centre Department of Industry) Departemen Perindustrian Riris Mahardi usai pertemuan Komisi Bersama Indonesia-Afsel di Batam, Provinsi Kepri, Selasa.
Bola Majalengka memiliki kualitas standar. “Bola produksi Majalengka juga pernah digunakan pada turnamen di Spanyol,” katanya.
Selain bola, Deperin juga menawarkan pemerintah Afrika Selatan berbagai cinderamata Piala Dunia yang diproduksi Usaha Kecil Menengah (UMK) Indonesia. UMK dapat memproduksi berbagai cinderamata Piala Dunia sesuai dengan pesanan.
Deperin juga mengajukan pembuatan aksesoris hotel yang digunakan untuk Piala Dunia. Ia mengatakan, Deperin dan Pemerintah Afsel akan membicarakan penggunaan produk Indonesia lebih lanjut pada pertemuan selanjutnya
Bola Majalengka memiliki kualitas standar. “Bola produksi Majalengka juga pernah digunakan pada turnamen di Spanyol,” katanya.
Selain bola, Deperin juga menawarkan pemerintah Afrika Selatan berbagai cinderamata Piala Dunia yang diproduksi Usaha Kecil Menengah (UMK) Indonesia. UMK dapat memproduksi berbagai cinderamata Piala Dunia sesuai dengan pesanan.
Deperin juga mengajukan pembuatan aksesoris hotel yang digunakan untuk Piala Dunia. Ia mengatakan, Deperin dan Pemerintah Afsel akan membicarakan penggunaan produk Indonesia lebih lanjut pada pertemuan selanjutnya
Langganan:
Postingan (Atom)